AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN MANAJEMEN TERHADAP PENILAIAN PRESTASI KERJA
Oleh: Mila Mashuri
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perkembangan dunia usaha semakin berkembang pesat,
dengan teknologi yang semakin canggih sudah banyak digunakan untuk mendukung
semua kegiatan perusahaan untuk tercapainya tujuan perusahaan yang telah
ditetapkan. Dalam usaha untuk mencapai tujuannya, maka setiap perusahaan akan
berusaha untuk meningkatkan efektivitas maupun efisiensi kerja. Untuk
mengkoordinasikan kegiatan perusahaan dalam mencapai tujuan, maka perusahaan
akan mempersiapkan strategi-strategi sebagai arahan didalam mencapai tujuan.
Untuk memastikan bahwa perusahaan melaksanakan strateginya secara efektif dan
efisien, manajemen melakukan suatu proses yang disebut dengan pengendalian.
Salah satu bentuk pengendalian adalah dengan
memperhatikan masalah operasional dengan anggaran keuangan sebagai pedukung
kegiatan dengan melakukan penyususan rencana aggaran pada waktu yang lebih
awal, melalui pembentukan pusat-pusat pertanggungjawaban, serta laporan
anggaran dan realisasinya dari setiap pusat pertanggungjawaban untuk dapat
menentukan prestasi pusat pertanggungjawaban.
Akuntansi pertanggungjawaban merupakan sistem
akuntansi yang mengakui berbagai pusat pertanggungjawaban pada keseluruhan
perusahaan yang mencerminkan rencana dan tindakan setiap pusat
pertanggungjawaban dengan menetapkan pendapatan dan biaya tertentu.
Sistem akuntansi pertanggungjawaban merupakan metode
pengendalian biaya. Biaya dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban dihubungkan
dengan manajer yang memiliki wewenang untuk mengkonsumsi sumber daya. Karena
sumber daya yang digunakan harus dinyatakan dalam satuan uang dan itu merupakan
biaya, maka sistem akuntansi pertanggungjawaban merupakan satu metode
pengendalian biaya yang memungkinkan manajemen untuk melakukan pengelolaan
biaya.
1.2 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah tentang “Akuntansi Pertanggungjawaban” ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Seminar Akuntansi.
1.3
Rumusan Masalah
Dengan melakukan studi literatur tentang Akuntansi Pertanggungjawaban, maka diharapkan usaha yang akan dijalankan apapun itu usahanya akan terkelola dengan baik, maju pesat dan berjalan untuk jangka panjang.
Dari sisi manajemen usaha, Akuntansi Pertanggungjawaban merupakan bagian intergral yang harus dijalankan, untuk pengendalian biaya dan menilai pencapaian target. Berdasarkan latar belakang tersebut yang menjadi pokok permasalahan makalah ini adalah:
1. Apa Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban ?
2. Apa saja Jenis Pusat Pertanggungjawaban?
3. Apa Pengertian Pengendalian ?
4. Apa Pengertian Prestasi Kerja?
5. Bagaimana Hubungan antara Akuntansi Pertanggungjawaban, Pengendalian dan Prestasi Kerja?
Dengan melakukan studi literatur tentang Akuntansi Pertanggungjawaban, maka diharapkan usaha yang akan dijalankan apapun itu usahanya akan terkelola dengan baik, maju pesat dan berjalan untuk jangka panjang.
Dari sisi manajemen usaha, Akuntansi Pertanggungjawaban merupakan bagian intergral yang harus dijalankan, untuk pengendalian biaya dan menilai pencapaian target. Berdasarkan latar belakang tersebut yang menjadi pokok permasalahan makalah ini adalah:
1. Apa Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban ?
2. Apa saja Jenis Pusat Pertanggungjawaban?
3. Apa Pengertian Pengendalian ?
4. Apa Pengertian Prestasi Kerja?
5. Bagaimana Hubungan antara Akuntansi Pertanggungjawaban, Pengendalian dan Prestasi Kerja?
BAB
II
TINJAUAN TEORI
TINJAUAN TEORI
1.1
Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban
Dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban, akuntan melaporkan kepada setiap manajer hanya informasi yang relevan dengan tanggung jawab yang bersangkutan. Ada beberapa pengertian sistem akuntansi pertanggungjawaban menurut para ahli yaitu:
Dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban, akuntan melaporkan kepada setiap manajer hanya informasi yang relevan dengan tanggung jawab yang bersangkutan. Ada beberapa pengertian sistem akuntansi pertanggungjawaban menurut para ahli yaitu:
Menurut
Hariadi (2002), sistem akuntansi pertanggungjawaban
adalah sistem yang berkaitan dengan berbagai pusat pengambilan keputusan dalam
struktur orang untuk memudahkan pengendalian biaya dan penghasilan yang menjadi
tanggung jawab pusat-pusat pertanggungjawaban.
Menurut
Hariadi (2002), sistem akuntansi pertanggungjawaban
merupakan sistem yang berusaha menciptakan kondisi agar rencana yang disusun
oleh manajemen dapat terealisir dan mampu mendorong setiap pelaku orang untuk
bekerja dengan benar dan bertanggungjawab.
Menurut
Simamora (1999), sistem akuntansi pertanggungjawaban merupakan
bagian dari informasi yang disediakan bagi para manajer. Sistem ini merupakan
sistem pengukuran keuangan yang mencatat rencana-rencana dan kinerja menurut
variabel-variabel keuangan, terhadapnya manajer bertanggungjawab.
Sistem akuntansi pertanggungjawaban dibagi menjadi
tiga bagian yaitu:
1) Sistem
akuntansi pertanggungjawaban tradisional (traditional responcibility
accounting) yaitu akuntansi pertanggungjawaban yang mengfokuskan pengendalian
terhadap konsumsi sumber daya oleh responsibel manajer.
2) Activity-based
responsibility accounting yaitu activity-based responsibilty accounting yang
memfokuskan pengedalian terhadap aktivitas yang mengkonsumsi sumber daya.
3) Sistem
biaya standar yaitu akuntansi manajemen tradisional menekankan pengendalian terhadap
harga pokok penjualan (product cost).
Sistem akuntansi pertanggungjawaban ini dipakai
untuk menghimpun informasi kinerja berdasarkan segmen dan melaporkan
hasil-hasil dari manajer-manajer yang bertanggung jawab. Maka dari itu, sistem
akuntansi pertanggungjawaban mestilah disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan
spesifik dan kondisi operasi perusahaan sehingga pelaporan kinerja semua pos
finansial yang dipertimbangkan bisa dicapai oleh pusat-pusat pertanggungjawaban
(segmen bisnis) di dalam organisasi. Sistem akuntansi pertanggungjawaban tidak
hanya sekedar mengkehendaki bahwa organisasi dapat mencapai tujuannya dengan
biaya yang efisien, mengarahkan pengeluaran biaya sesuai dengan rencana, dapat
digunakan untuk mengukur prestasi kerja setiap pusat pertanggungjawaban.
1.2
Akuntansi Pertanggungjawaban
Pengertian akuntansi pertanggugjawaban menurut Anthony & Govindarajan (2004) yaitu:
“Akuntansi pertanggungjawaban bagian dari sistem pengontrolan akunting yang merupakan salah-satu faktor yang mendukung implementasi strategi, sedangkan strategi itu sendiri merupakan rencana pencapaian tujuan organisasi”.
Adapun pengertian akuntansi pertanggungjawaban yang dikemukakan oleh Hariadi (2002) yaitu: “Suatu sistem yang mengukur prestasi dari masing-masing pusat pertanggungjawaban berdasarkan informasi yang disampaikan dalam menjalankan pusat-pusat pertanggungjawaban”.
Pengertian akuntansi pertanggugjawaban menurut Anthony & Govindarajan (2004) yaitu:
“Akuntansi pertanggungjawaban bagian dari sistem pengontrolan akunting yang merupakan salah-satu faktor yang mendukung implementasi strategi, sedangkan strategi itu sendiri merupakan rencana pencapaian tujuan organisasi”.
Adapun pengertian akuntansi pertanggungjawaban yang dikemukakan oleh Hariadi (2002) yaitu: “Suatu sistem yang mengukur prestasi dari masing-masing pusat pertanggungjawaban berdasarkan informasi yang disampaikan dalam menjalankan pusat-pusat pertanggungjawaban”.
Sedangkan menurut Simamora (1999) pengertian akuntansi pertanggungjawaban yaitu: “Bentuk akuntansi khusus yang dipakai untuk mengevaluasi kinerja keuangan segmen bisnis”. Pada intinya, akuntansi pertanggungjawaban mensyaratkan setiap manajer untuk berpartisipasi dalam penyusunan rencana-rencana finansial segmennya dan menyediakan laporan kinerja tepat waktu yang membandingkan hasil aktual dengan yang direncanakan. Akuntansi pertanggungjawaban melibatkan suatu arus berkesinambungan informasi yang berkaitan dengan arus berkelanjutan dari masukan-masukan kedalam, dan keluaran-keluaran dari suatu pusat pertanggungjawaban perusahaan.
1.3
Pusat Pertanggungjawaban
1.3.1
Pengertian Pusat Pertanggungjawaban
Pengertian responsibility center atau pusat pertanggungjawaban menurut Anthony & Govindarajan (2002) yaitu: “Responsibility center is an organization unit that is headed by manager who is responsible for its activities”. Pengertian tersebut diterjemahkan oleh Tjakrawala (2005) yaitu: “Pusat pertanggungjawaban merupakan unit organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab atas aktivitas yang dilakukannya”.
Pengertian responsibility center atau pusat pertanggungjawaban menurut Anthony & Govindarajan (2002) yaitu: “Responsibility center is an organization unit that is headed by manager who is responsible for its activities”. Pengertian tersebut diterjemahkan oleh Tjakrawala (2005) yaitu: “Pusat pertanggungjawaban merupakan unit organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab atas aktivitas yang dilakukannya”.
Menurut Hongren (2003), mengemukakan bahwa pertanggungjawaban akunting mengidentifikasikan bagian dari organisasi yang mempunyai tanggung jawab untuk setiap tujuan, mengembangkan ukuran dan target untuk dicapai, dan menciptakan laporan ukuran oleh bagian kecil dari organisasi atau pusat pertanggungjawaban. Pusat pertanggungjawaban dimaksudkan untuk membantu mengimplementasikan rencana manajemen puncak. Dalam kaitan ini, organisasi terdiri dari kumpulan pusat pertanggungjawaban. Keseluruhan pusatpertanggungjawaban ini membentuk jenjang hierarki dalam organisasi tersebut.
Pada tingkatan yang terendah adalah pusat untuk seksi-seksi, pergeseran kerja (workshift), dan unit organisasi kecil lainnya. Departemen bisnis yang memiliki beberapa unit organisasi yang lebih kecil, menduduki posisi yang lebih tinggi dalam hierarki. Dari sudut pandang manajer senior dan dewan direksi, perusahaan secara keseluruhan merupakan pusat tanggung jawab
1.3.2
Jenis-Jenis Pusat Pertanggungjawaban
Menurut Anthony & Govindarajan (2002), jenis-jenis pertanggungjawaban sebagai berikut:
Menurut Anthony & Govindarajan (2002), jenis-jenis pertanggungjawaban sebagai berikut:
1) Pusat
pendapatan (revenue center) merupakan pusat pertanggungjawaban dimana outputnya
diukur dalam unit moneter, tetapi tidak dihubungkan dengan inputnya. Kinerja
keuangan pusat pendapatan diukur atas dasar pendapatan yang diperoleh, yaitu hasil
kali antara unit yang dijual dengan harga jualnya.
2) Pusat
biaya (expense center) merupakan pusat pertanggungjawaban dimana input atau
biaya diukur dalam unit moneter namun outputnya tidak diukur dalam unit
moneter. Pembagian pusat biaya yaitu:
· Pusat
biaya teknik/standar (standard or engineered expense center) adalah elemen
biaya yang benar-benar terjadi dan dapat diukur secara pasti karena mempnyai
huungan yang erat dengan output yang dihasilkan. Misalnya: bahan baku, upah
tenaga kerja, bahan bakar habis pakai, bahan-bahan pembantu lainnya.
· Pusat
biaya kebijakan adalah biaya yang sebagian besar yang terjadi tidak mempunyai
hubungan yang erat dengan output yang dihasilkan. Ada beberapa pembagian pusat
biaya kebijakan yaitu:
1) Pusat biaya administrasi dan umum
2) Pusat biaya penelitian dan pengembangan
3) Pusat biaya pemasaran
3. Pusat laba (profit center) adalah kinerjanya diukur berdasarkan laba yang diperoleh.
4. Pusat investasi (investment center) merupakan kinerjanya diukur berdasarkan laba yang diperoleh dihubungkan dengan investasi yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut.
1) Pusat biaya administrasi dan umum
2) Pusat biaya penelitian dan pengembangan
3) Pusat biaya pemasaran
3. Pusat laba (profit center) adalah kinerjanya diukur berdasarkan laba yang diperoleh.
4. Pusat investasi (investment center) merupakan kinerjanya diukur berdasarkan laba yang diperoleh dihubungkan dengan investasi yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut.
Informasi atas dasar pusat investasi dapat
memotivasi manajer untuk:
a. Menghasilkan laba.
b. Mengambil keputusan untuk menambah investasi.
c. Mengambil keputusan untuk melepas investasi, bila investasi tersebut tidak memberikan kembalian yang memadai.
a. Menghasilkan laba.
b. Mengambil keputusan untuk menambah investasi.
c. Mengambil keputusan untuk melepas investasi, bila investasi tersebut tidak memberikan kembalian yang memadai.
Pusat-pusat pertanggungjawaban (responsibility
centers) menurut Simamora (1999) dapat diklasifikasikan berdasarkan lingkup
tanggung jawab (scope of responsibility) yang diserahkan dan otoritas
pengambilan keputusan (decision-making authority) yang diembankan kepada manajer,
yaitu:
1) Pusat
biaya (cost center) merupakan jenis pusat pertanggungjawaban yang digunakan
secara luas. Hal ini karena bidang-bidang di mana manajer mempunyai tanggung
jawab dan otoritas atas biaya dapat diidentifikasi dengan cepat pada sebagian
besar perusahaan.
2) Pusat
laba (profit center) adalah pusat pertanggungjawaban di mana manajer kinerja
keuangan diukur dari segi labanya, yang merupakan perbedaan antara pendapatan
dan beban.
3) Pusat
investasi (investment center) merupakan bentuk pusat pertanggungjawaban yang
paling lengkap, di mana manajer pusat investasi bertanggung jawab atas imbalan
sumber daya yang dikonsumsi oleh segmen tersebut.
1.4
Pengendalian
Menurut Stoner, definisi pengendalian sebagai berikut: “Proses yang sangat penting melalui mana manajer menjamin bahwa aktivitas yang sesungguhnya sesuai dengan aktivitas yang telah direncanakan”. Menurut Hongren et. All (2003), definisi pengendalian adalah: “Controll comprises (a) taking actions that implement the planning decisions and (b) deciding how to evaluate performances and what feedback to provide that will help future decision making”. Ada pendapat lain yang dikemukakan oleh Carter & Usry (2004) yang ahlibahasakan oleh
Menurut Stoner, definisi pengendalian sebagai berikut: “Proses yang sangat penting melalui mana manajer menjamin bahwa aktivitas yang sesungguhnya sesuai dengan aktivitas yang telah direncanakan”. Menurut Hongren et. All (2003), definisi pengendalian adalah: “Controll comprises (a) taking actions that implement the planning decisions and (b) deciding how to evaluate performances and what feedback to provide that will help future decision making”. Ada pendapat lain yang dikemukakan oleh Carter & Usry (2004) yang ahlibahasakan oleh
Krista adalah sebagai berikut: “Pengendalian adalah
suatu sistematis manajemen untuk mencapai tujuan.” Earl P. Strong dan Robert D.
Smith telah mengemukakan kebutuhan akan pengendalian sebagai berikut: “Ada
sejumlah pandangan yang bertentangan mengenai cara yang paling baik untuk
mengelola sebuah organisasi walaupun demikian, para teoritis dan juga eksekutif
praktisi sepakat bahwa manajemen yang baik membutuhkan pengendalian yang
efektif. Sebuah kombinasi terdiri atas sasaran yang terencana baik, organisasi
yang kuat,pengarahan yang cakap, dan motivasi yang tinggipun kecil
kemungkinannya akan berhasil kecuali ada sistem pengendalian yang memadai”.
Menurut James A.F. Stoner, pengendalian terdiri dari
empat langkah dasar yaitu:
1. Penetapan standar dan metode untuk mengukur prestasi.
2. Pengukuran prestasi.
3. Pembandingan prestasi dengan standar.
4. Pengambilan tindakan perbaikan.
1. Penetapan standar dan metode untuk mengukur prestasi.
2. Pengukuran prestasi.
3. Pembandingan prestasi dengan standar.
4. Pengambilan tindakan perbaikan.
1.5
Pengendalian Manajemen
Banyak beberapa ahli telah mengemukakan pendapatnya
mengenai pengertian manajemen. Beberapa diantaranya merumuskan manajemen
sebagai berikut:
c. Stoner & Wankel, manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, mengendalikan usaha-usaha anggota organisasi dan proses penggunaan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi yang sudah ditetapkan.
d. Terry, manajemen adalah proses tertentu yang terdiri dari merencanakan, mengorganisasikan sumber daya manusia dan sumber daya lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
c. Stoner & Wankel, manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, mengendalikan usaha-usaha anggota organisasi dan proses penggunaan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi yang sudah ditetapkan.
d. Terry, manajemen adalah proses tertentu yang terdiri dari merencanakan, mengorganisasikan sumber daya manusia dan sumber daya lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pengertian pengendalian manajemen menurut Robert J.
Mockler menunjukkan unsur-unsur pokok proses pengendalian adalah sebagai
berikut: “Pengendalian manajemen adalah suatu upaya sistematis untuk menetapkan
standar prestasi dengan sasaran perencanaan, merancang sistem umpan-balik
informasi, membandingkan prestasi sesungguhnya dengan standar yang terlebih
dahulu ditetapkan itu, menentukan apakah ada penyimpangan dan mengukur
signifikansi penyimpangan tersebut, dan mengambil tindakan perbaikan yang
diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan tengah digunakan
sedapat mungkin dengan cara yang paling efektif dan efisien guna tercapainya
sasaran perusahaan”.
Pengertian pengendalian manajemen (management
control) menurut Anthony & Govidarajan (2002), yaitu: “Proses dimana
manajer mempengaruhi anggotanya untuk melaksanakan strategi organisasi yang
telah ditetapkan”.
1.6
Penilaian Prestasi Kerja
Menurut Prabowo (2005) mengemukakan bahwa prestasi lebih merupakan tingkat keberhasilan yang dicapai seseorang untuk mengetahui sejauh mana seseorang mencapai prestasi yang diukur atau dinilai. Penilaian prestasi kerja merupakan salah satu proses yang dilakukan perusahaan dalam mengevaluasi kemampuan kinerja karyawan. Penilaian ini dimaksud untuk melihat sejauhmana perkembangan kualitas karyawan, hasil penilaian prestasi kerja karyawan dapat diketahui kelebihan dan kekurangan dari pekerjaan yang dinilai serta dapat memberikan umpan balik kepada karyawan yang bersangkutan.
Menurut Prabowo (2005) mengemukakan bahwa prestasi lebih merupakan tingkat keberhasilan yang dicapai seseorang untuk mengetahui sejauh mana seseorang mencapai prestasi yang diukur atau dinilai. Penilaian prestasi kerja merupakan salah satu proses yang dilakukan perusahaan dalam mengevaluasi kemampuan kinerja karyawan. Penilaian ini dimaksud untuk melihat sejauhmana perkembangan kualitas karyawan, hasil penilaian prestasi kerja karyawan dapat diketahui kelebihan dan kekurangan dari pekerjaan yang dinilai serta dapat memberikan umpan balik kepada karyawan yang bersangkutan.
Secara umum, prestasi dapat diartikan sebagai hasil
kerja dari suatu kegiatan yang dilakukan oleh individu atau sekelompok orang
dalam organisasi. Dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban, prestasi diukur
dengan membandingkan antara hasil sesungguhnya dengan budget dan standar. Dalam
penilaian ini, pada prinsipnya seorang manajer hanya diminta bertanggungjawab
atas hal-hal yang dapat mereka kendalikan seperti yang dicantumkan dalam
budget. Ukuran penilaian utama adalah apa yang diperoleh dan bukan bagaimana
hasil tersebut diperoleh.
Penilaian prestasi menurut Hariadi (2002), dapat
diketahui sejumlah informasi yang penting yaitu:
a. Sampai
seberapa jauh suatu perusahaan atau suatu devisi telah mencapai tujuannya.
b. Dapat
diketahui pula seberapa besar kontribusi suatu bagian, divisi atau seorang
manajer terhadap keberhasilan perusahaan.
c. Hasil
penilai tersebut diharapkan mampu memberikan motivasi bagi anggota orang
bekerja lebih baik.
d. Untuk
menjamin keselarasan tujuan.
1.6.1
Laporan Pertanggungjawaban dalam Penilaian Prestasi
Dalam penilaian prestasi, diperlukan sistem pelaporan yang dapat memantau kinerja masing-masing pusat pertanggungjawaban. Untuk itu sangat penting menetapkan sejak awal tentang informasi apa yang perlu dilaporkan, mekanisme pelaporan dan bagaimana sistem pelaporan perusahaan disusun untuk kepentingan pihak luar maupun untuk kepentingan pihak dalam. Pada sejumlah perusahaan di Indonesia, sistem pelaporan ini banyak menimbulkan persoalan. Kurangnya komitmen atasan terhadap pentingnya laporan tertulis merupakan salah satu kendala yang sering kali menghambat berjalannya sistem pelaporan tanggung jawab.
Dalam penilaian prestasi, diperlukan sistem pelaporan yang dapat memantau kinerja masing-masing pusat pertanggungjawaban. Untuk itu sangat penting menetapkan sejak awal tentang informasi apa yang perlu dilaporkan, mekanisme pelaporan dan bagaimana sistem pelaporan perusahaan disusun untuk kepentingan pihak luar maupun untuk kepentingan pihak dalam. Pada sejumlah perusahaan di Indonesia, sistem pelaporan ini banyak menimbulkan persoalan. Kurangnya komitmen atasan terhadap pentingnya laporan tertulis merupakan salah satu kendala yang sering kali menghambat berjalannya sistem pelaporan tanggung jawab.
1.6.2
Hubungan Pengendalian Manajemen dengan Penilaian Prestasi Kerja
Dalam rangka mencapai tujuan perusahaan dan menggapai globalisasi serta kemajuan dalam persaingan bisnis saat ini yang semakin kompleks, setiap perusahaan mau tidak mau harus meningkatkan daya saing dan mempersiapkan diri menjadi perusahaan yang kompetitif. Untuk itu perusahaan memiliki berbagai strategi dalam menghadapinya yaitu dengan menerapkan sistem pengendalian manajemen. Pengendalian tersebut dilakukan untuk menjamin aktivitas yang dilakukan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan organisasi.
Dalam rangka mencapai tujuan perusahaan dan menggapai globalisasi serta kemajuan dalam persaingan bisnis saat ini yang semakin kompleks, setiap perusahaan mau tidak mau harus meningkatkan daya saing dan mempersiapkan diri menjadi perusahaan yang kompetitif. Untuk itu perusahaan memiliki berbagai strategi dalam menghadapinya yaitu dengan menerapkan sistem pengendalian manajemen. Pengendalian tersebut dilakukan untuk menjamin aktivitas yang dilakukan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan organisasi.
Pengendalian merupakan suatu ukuran pelaksanaan
dengan membandingkan hasil sesungguhnya yang dicapai dengan tolak ukur atau
standar yang telah ditetapkan. Jadi pengendalian merupakan konsep yang luas dan
berlaku untuk manusia, benda, situasi, dan organisasi. Salah satu bentuk sistem
pengendalian manajemen yang dilakukan perusahaan adalah pengendalian terhadap
penilaian prestasi kerja. Pengendalian manajemen merupakan salah satu cara bagi
perusahaan untuk menerapkan strategi yang diinginkan.
Seperti yang kita ketahui dalam perkembangan ekonomi
dewasa ini banyak permasalahan yang dihadapi oleh organisasi atau perusahaan,
yaitu bagaimana cara mengendalikan para tenaga kerja agar benar–benar memiliki
kinerja yang baik dan mampu bekerja secara produktivitas untuk mencapai tujuan
suatu organisasi atau perusahaan sesuai dengan yang telah direncanakan. Pada
organisasi atau perusahaan mana pun selalu dibutuhkan adanya karyawan yang
terampil, mampu dan cakap sesuai dengan pekerjaannya sehingga dapat memberikan
kontribusi terhadap keberhasilan dan juga dapat meningkatkan
prestasi kerja yang baik untuk perusahaan, masyarakat, maupun karyawan itu sendiri.
prestasi kerja yang baik untuk perusahaan, masyarakat, maupun karyawan itu sendiri.
Penilaian prestasi kerja merupakan salah satu proses
yang dilakukan perusahaan dalam mengevaluasi kemampuan kinerja karyawan.
Penilaian ini dimaksud untuk melihat sejauh mana perkembangan kualitas
karyawan, hasil penilaian prestasi kerja karyawan dapat diketahui kelebihan dan
kekurangan dari pekerjaan yang dinilai serta dapat memberikan umpan balik kepada
karyawan yang bersangkutan.
Metode penilaian merupakan bagian terpenting dalam
sistem pengendalian. Jika sistem pengendalian manajemen didalam perusahaan
tersebut tidak berjalan dengan baik, maka penilaian prestasi kerja pun tidak
dapat berjalan dengan baik sehingga menyebabkan ketidakefektifitas dalam
mengevaluasi kinerja karyawannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Viyanti & Setin. 2010. Akutansi
Pertanggungjawaban Sebagai Alat Pengendalian Manajemen Terhadap Penilaian
Prestasi Kerja. Bandung Maranatha
Posting Komentar